Tuesday, July 25, 2017

Hidup Dengan Kedamaian Adalah Cita Cita Suatu Bangsa

Hidup Dengan Kedamaian Adalah Cita Cita Suatu Bangsa

Kehidupan semakin hari semakin penuh dengan konflik, dari yang berskala kecil sampai yang berskala dunia, yang sekarang sedang di perbincangkan oleh dunia yaitu antara ISRAEL DAN PENDUDUK PALESTINA, dari hal-hal yang sepele atau masalah ringan, sampai kepada masalah yang rumit dan berat, dari yang mudah dijangkau akal pikiran sampai masalah yang tidak dapat dijangkau akal manusia yang memang terbatas. Keterbatasan akal manusia seringkali membuat manusia menjadi sombong!


Hidup Dengan Kedamaian Adalah Cita Cita Suatu Bangsa


Anehkan? Otak yang terbatas atau pengertian yang sempit justru menimbulkan kesombongan bagi yang memilikinya? Coba saja perhatikan, banyak sekali manusia yang hanya mengandalkan pikirannya, sehingga ketika bertemu dengan hal-hal yang di luar jangkau pikirannya, lalu mengatakan bahwa yang tak terjangkau akal pikirannya itu dikatakan“tak ada”, “nonsen”, “nihil”, padahalyang tak mampu itu otaknya sendiri, tapi dengan sombongnya berkata demikian.

Tapi sementara kita tinggalkan dulu orang-orang yang “sok pintar” itu, orang-orang merasa tanpa Tuhan toh bisa hidup, tetap bisa kerja, cari makan, kaya raya dan lain sebagainya, sehingga menambah kesesatan yang ada padanya, dan memang begitulah yang terjadi. Banyak sekali orang yang sudah sombong, akan bertambah sombong dengan kesombongan yang sudah ada, sehingga tak sadar bahwa si sombong tadi sedang disesatkan Tuhan sejauh-jauhnya kesesatan.

Nanti Tuhan sendiri yang akan memberikan hidayah atau tetap pada kesombongannya, yang jelas selama manusia masih hidup, orang lain, siapapun orangnya tak boleh memvonis, bahwa orang itu akan masuk ke neraka! Jangan lupa: Tuhan suka membolak balik hati manusia.

Nah untuk itu mari kita perbaiki kedaan diri kita masing-masing, paling tidak sesama manusia tidak saling serang menyerang dengan kata-kata yang kasar, kotor dan membabibuta. Jangan lupa, kata kotor dan kasar,biasanya keluar dari hati yang kasar dan kotor pula, dan jarang terjadi hati yang bersih dan suci, akan mengeluarkan kata-kata kasar, kata-kata kotor yang hina dan keji!

Ingat ketika Nabi berdakwah ke Taif, Beliau tidak di sambut, tapi di sambit dengan batu-batu, hingga Beliau berdarah-darah! Beliau mendoakan mereka, semoga saja anak cucu mereka mendapat hidayah. Bayangkan, di saat dilukai, dihina, di caci maki,Beliau justru mendoakan, walau saat itu ada tawaran malaikat untuk menghancurkan orang-orang itu! Tapi sekali lagi, yang keluar dari mulut yang mulia itu doa, bukan kutukan! Padahal kalau Beliau mau, hal tersebut bisa dilakukannya.

Baik kita kembali ke masalah komplik yang sering terjadi dalam kehidupan ini, seperti di Irak, Afganistan, Syria, Mesir, Libya dan lain sebagainya. Di Negara-negara tersebut komplik terus menerus terjadi, maka yang terbaca dalam berita adalah sesama manusia saling bunuh membunuh, antara syiah dan suni saling bom membom, hingga korban kematian terus menerus bertambah, bukan berkurang!

Mari lihat diri sendiri dan berkaca, mengapa mereka saling bunuh, saling menghujat? Mengapa tak bisa bersatu? Mengapa perdamaian tak mudah diwujudkan? Sehingga mereka menjadi saling bunuh diantara anak bangsa sendiri? Tanya mengapa, mengapa dan mengapa tidak sadar? Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Secara singkat bisa dicari jawabannya, antara lain:

Pertama, Orang sering berburuk sangka pada saudaranya sendiri. Buruk sangka itu pikirang yang negatif, muatannya lebih banyak buruknya ketimbang kebaikannya. Pikiran yang negative ini sering “mencuci otak” orang.Pikiran negatif telah membuat orang mundur. Orang seharusnya tidak resah, tidak gelisah, tidak prasangka buruk pada orang, dan berpikir yang posistif, sehingga mudah bersatu dan mudah menghargai perbedaan untuk bersatu dan berdamai dalam kehidupan bersama orang lain yang berada disekelilingnya, baik dalam dunia nyta maupun dalam dunia maya.

Mari kita sama-sama mencari hikmah dari semua peristiwa yang kita alami. Baik hal tersebut terjadi pada diri sendiri atau pada orang lain. Ketika melihat isi gelas setengah kosong, mari kita katakana” Alhamdulillah,masih ada setengah gelas” bukan” Ya … tinggal setengah!” Itu bedanya orang yang berpikir positif dengan yang negative, yang positif selalu berpikir optimis, yang berpekir negatif selalu pesimis.

Yang berpikir positif, yang dicari selalu kebaikan saudaranya sesama muslim, sedang yang berpikir negative, yang selalu dicari kesalahan, kekurangan, kejelekan, dan keburukan saudara sesama manusia, maka lahir kata-kata kotor dan kasar itu! Sehingga begitu mudah menghina orang lain, dan lupa bahwa diri sendiripun tidak bersih-bersih amat.

Kedua, orang mudah diadu domba! Ibarat rumput kering yang mudah terbakar dan tersulut, hanya karena sepercik api yang kecil saja! Dengan mudah diadu domba, maka dengan sangat mudah orang dipecah belah, bisa dipecah belah karena batas-batas Negara atau wilayah, dipecah belah karena beda partai politik, beda organisasi, beda paham, beda mazhab, beda pemikiran, beda pendapat dan lain sebagainya!

Ketiga, merasa diri paling benar.Ini sebenarnya penyakit hati, sehingga ketika berbeda pendapat, yang disalahkan selalu orang lain, golongan lain, mazhab lain, pikiran orang lain dan sebagainya. Jadi susah sekali menerima kebenaran orang lain, orang yang merasa benar sendiri, seperti punya otoritas sendiri, merasa paling suci sendiri, yang lainnya kapir, yang lainnya najis, yang lainnya tak berhak disebut muslim atau mukmin! Ini jelas berbahaya, mengapa? Karena orang yang tak mau menerima kebenaran adalah salah satu ciri kesombongan.

Kalau mau digali lebih dalam lagi, tentu banyak sekali penyebab atau factor-faktor yang menyebabkan orang tak maju-maju, kata kucinya adalah pada orang itu sendiri, jadi orang itu hancur, bukan oleh orang lain, tapi oleh dirinya sendiri, karena mudah berpecah belah, tidakmau bersatu dan menyatu, mudah diadu domba, saling menghujat, tidak berlapang dada ketika berdiskusi, mau menang sendiri.

Keempat, dan ini yang paling bahaya diantara itu semua adalah lebih sering menonjolkan perbedaan, bukan persamaan, sehingga melihat saudara sesama manusia seperti musuh bebuyutan! Penuh dendam dan dengki pada sesamanya, hanya karena beda partai, paham, mazhab, pikiran dan lain sebagainya. Padahal manusia itu sama, sama-sama ingin dihargai dan dihormati, sebagai manusia,  sebagaimana adanya manusia, tidak kurang dan tidak lebih.

Demikian empat penyebab mengapa sesama manusia seringkali bermusuhan dan melihat orang lain seperti "mecan ketemu mangsanya". Kalau empat hal tadi bisa dihilangkan pada diri manusia secara perorangan atau individual, insya Allah komplik-komplik dalam skala kecil mapun skala besar itu akan hilang dengan sendirinya. Dan bila empat hal tersebut dapat dihilangkan, maka akan tercapailah kedamaian di bumi, paling tidak damai di hati masing-masing manusia, karena damai itu memang indah dan menenteramkan jiwa manusia.


Previous Post
Next Post

0 comments: